Kamis, 27 Oktober 2016

PENGARUH MORAL


Ketika aku mendengar perkataan itu, maka aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun.  Ezra 9:3

Ezra mendapat wewenang dari raja wilayah Yehuda untuk menghukum mereka yang telah berzinah. Dalam menangani permasalahan umat, ia tidak menggunakan kekuasaan sekuler,  tetapi menggunakan pengaruh moral. Kesedihan pribadinya yang mendalam telah menggerakkan dan mempengaruhi hati orang lain juga gentar terhadap Firman Tuhan.

Bukan jari telunjuk tetapi air mata. Itulah yang dilakukan Ezra. Ia tidak menunjukkan jarinya sebagai tanda menghakimi bangsa Yehuda. Ia mengeluarkan air mata bukan bagi mereka yang berdosa, tetapi air mata kesedihan yang menunjukkan bahwa umat Tuhan sudah mendukakan Allah dan sudah gagal lagi. Sikap demikianlah yang yang seharusnya dimiliki oleh orang Kristen bila melihat saudara seiman berbuat dosa. Bukan menunjukkan jari kepada mereka sebagai penghakiman, tetapi biarlah hati kita remuk dan menyesal, dan mengungkapkan pengakuan bahwa tanggung jawab kita bersama untuk saling mengingatkan, menjadi kudus, dan menjaga kekudusan sebagai umat Allah. Dengan kata lain semua bertanggung jawab atas dosa yang dilakukan oleh masyarakat Kristiani. Kunci pembaharuan rohani adalah rasa malu yang sungguh dan kesedihan yang mendalam atas dosa yang dilakukan orang lain. Lebih baik menangis atas perbuatan orang lain daripada harus berteriak-teriak menghakimi dan menghukum dia.

Keseimbangan pengajaran dan praktek hidup. Penerapan pengajaran Firman Tuhan tidak akan tercapai bila dalam pelaksanaannya masih dilibatkan unsur-unsur tekanan dan paksaan. Hal yang manjur dan efektif dalam penerapan Firman Tuhan, seperti yang diterapkan oleh Ezra adalah menggunakan pengaruh moral dengan menyelaraskan antara pengajaran dan praktek hidup.

Tidak mudah menerapkan pengaruh moral melalui keselarasan pengajaran dan praktek hidup. Namun dengan memahami bahwa kita bertanggungjawab atas dosa yang dilakukan orang lain, kita pun termotivasi untuk mempraktekkan pengajaran yang benar.

Bahan sharing :
- Bagaimana seharusnya sikap kita ketika kita mengetahui bahwa saudara seiman kita hidupnya tidak berkenan kepada tuhan?
- Apa yang memampukan kita untuk berani menerapkan Tuhan yang telah kita terima?


Sumber:
GBI ECCLESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar